Kamis, 06 November 2014

Menjadi Muslimah yang dewasa? Kenapa tidak!



Dewasa tidak tergantung pada banyaknya atau semakin bertambahnya usia seseorang. Dewasa adalah tentang apa yang ada pada pola pikir, sikap, dan kepribadian. Belum tentu orang yang berusia 20 tahun keatas itu sudah tergolong orang orang yang dewasa, atau bahkan yang remaja pun belum tentu bersikap kekanak-kanakan. Tingkat kedewasaan seseorang kadangkala berdasarkan tinggi tidaknya kepribadian dalam mengatasi masalah,dan teka teki kehidupan.
            Menurut Murray,”kepribadian adalah fungsi menata dan mengarahkan dalam individu yang bertujuan : mengintegrasikan konflik-konflik dan rintangan yang dihadapi,memuaskan kebutuhan individu dan menyusun tujuan untuk mencapai dimasa datang”. Kepribadian seseorang seringkali dimiliki akibat factor pengalaman hidup individu itu sendiri.
            Dewasa dalam hal ini adalah dewasa dalam bentuk kepribadian. Yang mendorong individu untuk sebisa mungkin berani menghadapi masalah masalah yang dihadapinya. Orang yang telah dewasa bersikap tenang ketika masalah itu menimpanya, namun tetap berfikir secara dingin jalan keluar dari masalahnya.
            Menurut Calr Rogers : “kedidupan yang baik adalah sebuah proses. Bukan suatu keadaan yang ada pada sendirinya.  Kehidupan sendiri itu adalah arah,bukan sebuah tujuan.” Disini sudah jelas bahwa semakin banyak seseorang mengalami proses lika liku kehidupan, maka dapat di pastikan semakin dewasa pula lah ia.
            Lalu, bagaimana kita sebagai muslimah yang berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadist dapat berlaku dewasa dalam kepribadian?
           

Rabu, 05 November 2014

Yang Tak Pernah Benar-Benar Pergi



Pernah kah kamu merasa berada dalam sebuah putaran waktu yang merujuk pada masa ternyamanmu? Pernahkah kamu menjalani titian waktu yang ternyata terus berlalu? Pernahkah kamu tertahan oleh kenangan yang seharusnya segera dibuang jauh-jauh?.
Jika boleh aku memilih. Andai aku dapat kembali dengan diriku sendiri pada waktu itu. Mungkin aku dengan cepatnya memilih, untuk tetap menutup tirai hati bagi siapapun yang berusaha membongkarnya. Namun nyatanya,tirai itu tak sekuat apa yang aku bayangkan. Ia goyah hanya dengan sentilan halus semata. Dengan hanya sedikit dorongan yang abstrak. Alhasil, ruang kosong yang dari dulu memang tak pernah berpenghuni itu,akhirnya ada yang menempati dengan anggun.
Aku menjaganya baik-baik. Hingga tak kuijinkan siapapun merebut atau menyakitinya. Mungkin,suatu hari aku akan menyadari bahwa yang kujaga selama itu akan pergi dengan sesuka hati. Tapi,pemikiran logis seperti itu sirna begitu saja. Mengingat aku memilikimu sekarang. Adakah yang mampu untuk menghentikan ini? Jika selain Allah SWT yang mampu. Tersenyum melihatnya tersenyum disetiap pagi menyapa. Senja menguning terlihat begitu indah dilihat dari mata itu. Luluh menderai kalbu yang mulai memujanya. Duri-duri halus yang semakin lama semakin terasa sakit,lekas ku cabut dan ku obati. Menjaga itu baik-baik, agar dapat aku semai hingga berkembang menjadi satu kesatuan yang abadi dan nyata.
Tak terasa,waktu berjalan begitu cepat bagaikan rollercoaster di arena bermain. Menghentikan kerlip bintang yang pernah aku lihat. Bintang-bintang yang sengaja ku susun rapi-rapi agar menjadi bentuk indah seperti hati. Aku memamerkan keindahanya kepada siapapun disekelilingku. Namun, bunga tak selamanya bermekaran dengan indahnya,burung tak selamanya bertempat disarangnya. Yang kutakutkan akhirnya menjadi nyata. Ia pergi dengan begitu cepatnya. Pergilah ia dengan cita-cita dan asa yang ia miliki. Tanpa perduli dengan tempat yang pernah ia singgahi. Layaknya benda mati, tempat itu hanya diam. Tentu saja,tak melakukan tindakan atau perlawanan apapun. Tempat yang suci itu, hanya bisa memandangi ia yang telah pergi dengan senyuman tipis. Senyuman yang tak pernah terlihat menangis. Oh iya,kira-kira burung itu telah berhenti pada tempat lain. Pada tempat yang menjadi tujuanya kini. Mungkin,disana lebih aman untuk tinggal. Mungkin disana,ada singgasana yang elok.

Senin, 03 Februari 2014

Gita Gutawa - Rangkaian Kata

Kau pernah bilang cinta
Akulah satu-satunya
Kau bilang ku sempurna
Kau cinta aku selamanya

Dan kau tuliskan lagu
Semua tentang diriku
Kau katakan padaku
Jangan ragukan cintamu

Semua hanya rangkaian kata
Yang kau sebar ke semua wanita
Ooh bodohnya aku sempat percaya

Kamu..
Sempat buatku berpikir semua
Yang kita punya nyata
Kamu..
Dan semua kata-katamu semua
Palsu

Kau pernah bilang aku
Istimewa di hidupmu
Tak kan ada yang mampu
Gantikan cintaku padamu
Kau tatap mataku
Kau bilang hatimu untukku
Kau berjanji padaku
Takkan pernah pergi dariku

Semua hanya rangkaian kata
Yang kau sebar ke semua wanita
Ooh bodohnya aku sempat percaya

Kamu..(kamu..)
Sempat buatku berpikir semua
Yang kita punya nyata
Kamu.. (kamu..)
Dan semua kata-katamu semua
Palsu

Satu Jam Saja


Aku merasakan beberapa kali ke gelisahan semenjak hari itu. Hari yang selama ini kunantikan, ternyata tak berimbas baik padaku juga. Semenjak hari itu, aku terlalu sering merasa sendiri dalam kehidupan. Merasa kesepian. Kadang aku ingin melarikan  diri dari keramaian dan jejalan manusia yang tumpah riuh disini.
          Sambil menyeruput secangkir kopi di kedai Exnine favorite ku. Aku meletakkan handphone tepat di sebelah secangkir kopi. Lalu lalang manusia di kedai ini memberiku sedikit kesegaran untuk melupakan hal yang membuatku muak. Sesekali mataku melihat sekitar Kedai ini. Aku melihat beberapa orang yang datang bersama kekasihnya. Aku bisa meliihat dari raut wajah bahagia mereka. Sungguh berbeda dengan apa yang terjadi padaku. Apa mereka tak melihat kesusahan pada ku? Sungguh kejam rasanya mereka tertawa dan aku sendiri. Menghitung detik jam yang terasa begitu cepat.
          Semenjak kejadian siang itu di Café sekitar kompleks villa ku. Kami berdua bertemu, aku begitu bersemangat saat dia datang menghampiriku yang menyambutnya dengan dandanan paling perfect yang pernah ku kenakan. Aku duduk di meja no 3 waktu itu, tak ada yang mencurigakan. Aku bahagia bahagia dan bahagia saat itu. Kuperhatikan ia Nampak begitu tampan dengan kemeja kotak kotak yang di padupadankan dengan celana jeans abu abu. Aku tersenyum malu melihat nya. Kami duduk berhadapan dengan disisi kanan kami langsung mengarah pada kebun teh. Suasana nya indah siang itu.
         

Minggu, 02 Februari 2014

Cukup,terluka


Malam ini aku  tak bisa tidur lebih awal seperti biasanya. Jika kemarin kemarin pukul 8 malam sudah kurebahkan badan ini ke tempat tidur bercover green yang wangi. Entah mengapa malam ini rasanya seperti ada yang menahanku agar tetap terjaga. Rasa kantuk sebenarnya sudah menghajar mataku yang mulai berair. Akupun tak jarang menguap untuk bebrapa kali dalam semenit. Hawa dingin di kawasan Puncak,Bogor saat malam rasanya semakin lama semakin malam semakin menusuk kulit. Dingiiiinnnn sekali… di depan rumah pak pak tukang jualan bakso ataupun jagung bakar sudah tidak Nampak batang hidungnya. Kemana semua ini manusia? Atau memang ini sudah larut malam .
            Ada sekelumit pikiran yang masih mengendap dalam otakku, aku mulai sadar kenapa aku tak bisa tidur dengan cepat seperti biasanya. Memikrikan hal yang cukup tabuh untuk ku. Semalaman ini, handphone ku tidak sma sekali menerima pesan singkat dari cowok itu. Cowok yang udah lama dekat denganku. Yang selalu mengucapkan “good nightJ” padaku sebelum tidur. Tentu saja, hal itu membuat tidur ku semakin pulas. Bahagia. Sesederhana itu kok. Tapi, malam ini sama sekali nggak ada pesan singkat darinya. Ada apa denganya?. Malam malam begini, aku sangat malas untuk galau dan gelisah. Tapi, perasaan gak bisa bohong. Aku merindukanya. Sesekali ada niatan untuk sms dia duluan, tapi niat  itu ku urungkan sebelum memperburu keadaan. Akhirnya, kubiarkan semalam ini tak ada ucapan…selamat malam .
++++
            “eh Jani, kenapa mata lo ?” tanya Bunga yang ternyata diam diam memperhatikan aku.
Aku tak menjawab pertanyaan dari makhluk ini. Yang aku lakukan hanyalah mengaduk2 jus mangga yang kupesan di Bibik Una.
            Bunga ikut terdiam. Cewek yang biasanya paling cerewet kalau ada apa-apa sama aku kini hanya diam dan memandang penuh pertanyaan. “eehh lo kenapa sih Jan? lo ngantuk atau gimana sih? Dari tadi di kelas lo nggak konsen gini. Please dong gue ini kasih penjelasan dong !” nampaknya dia mulai geram dan kesal.
           

Rabu, 15 Januari 2014

Good Bye 2013 :)


Hari ini tepat tanggal 31 desember 2013. Aku hampir lupa ternyata semua kejadian sedih suka canda tawa sampai tragis sudah berlalu. Kisah satu tahun ini terasa begitu cepat saat udah ada di posisi akhir tahun kayak gini. Malam tahun baru, masih sama seperti tahun-tahun yang lalu. Seperti biasa, hingar bingar malam tahun baru yang di rasakan sekaligus di rayakan orang awam lain sebagai moment paling romantic. tapi, suasana seperti itu rasanya biasa aja bagi ku. Aku tahu mungkin ini sangat memprihatinkan sekali bukan? Malam tahun baru biasanya ada party sana sini, car free night dimana-mana, malah nggak ada satupun di antaranya yang aku sempatkan hadir disana. Haha I am a poor girl.
     Daripada keluar nggak jelas, aku memutuskan untuk tetap dirumah aja, dirumah tersayang bersama siapa saja yang ada di rumah. Aku nggak terlalu repot untuk menghabiskan waktu di moment kayak gini. Ehm mungkin karna udah biasa menghabiskan waktu sendiri di kamar. Malam ini juga tak terlewatkan aku hanya di temani laptop bergambar unik di bagian covernya. Tak ketinggalan televisi juga ada, lengkap kan? Lengkap bagi aku tentunya. Hehe :D
     Ada yang menghentikan jemari tangan ku saat sedang asyik asyiknya mengetik di laptop. Aku memikirkan sesuatu, tiba tiba terfikirkan yang udah lama nggak aku bayangkan, terlintas mendadak. Memikirkan seseorang di masa lalu, masa itu lamaaaaaa banget. Aku teringat pada sosok lelaki bergingsul itu kembali, di tahun lalu 2012 tepat akhir tahun peralihan menuju 2013. Dia sempat mengirimkan pesan singkat untukku. selamat tahun baru . Semoga tambah baik blablabla~ ..
 

my little dream! \(´▽`)/ Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang