Aku berjalan walau
hari semakin petang
Di celah blok
bangunan tua tepi kota
Saat gerimis menetes
di pelipis mata
Aku terus berjalan
mengikuti arah
Tiada petunjuk kemana
harus menuju
Seperti nahkoda kapal
yang pilu
Yang hanya mengikuti
gelombang deru
Terhempas-terombang
ambing arus
Sendiri. Tanpa
peta,terus melaju
Kaki ini terasa
semakin goyah
Saat luka kembali
menggoyah
Disini,di kota tua
yang terlihat payah
Aku meraba kaca yang
pecah
Berserakan dan seolah
mengiba
Mungkin ia menanti
dalam penantian
Sehingga terus ia
berjalan di titian
Tak ada kerisauan
Ia hanya yakin,Tuan
Pangerannya akan
datang dari bulan
0 comments:
Posting Komentar