Senin, 03 Februari 2014

Satu Jam Saja


Aku merasakan beberapa kali ke gelisahan semenjak hari itu. Hari yang selama ini kunantikan, ternyata tak berimbas baik padaku juga. Semenjak hari itu, aku terlalu sering merasa sendiri dalam kehidupan. Merasa kesepian. Kadang aku ingin melarikan  diri dari keramaian dan jejalan manusia yang tumpah riuh disini.
          Sambil menyeruput secangkir kopi di kedai Exnine favorite ku. Aku meletakkan handphone tepat di sebelah secangkir kopi. Lalu lalang manusia di kedai ini memberiku sedikit kesegaran untuk melupakan hal yang membuatku muak. Sesekali mataku melihat sekitar Kedai ini. Aku melihat beberapa orang yang datang bersama kekasihnya. Aku bisa meliihat dari raut wajah bahagia mereka. Sungguh berbeda dengan apa yang terjadi padaku. Apa mereka tak melihat kesusahan pada ku? Sungguh kejam rasanya mereka tertawa dan aku sendiri. Menghitung detik jam yang terasa begitu cepat.
          Semenjak kejadian siang itu di Café sekitar kompleks villa ku. Kami berdua bertemu, aku begitu bersemangat saat dia datang menghampiriku yang menyambutnya dengan dandanan paling perfect yang pernah ku kenakan. Aku duduk di meja no 3 waktu itu, tak ada yang mencurigakan. Aku bahagia bahagia dan bahagia saat itu. Kuperhatikan ia Nampak begitu tampan dengan kemeja kotak kotak yang di padupadankan dengan celana jeans abu abu. Aku tersenyum malu melihat nya. Kami duduk berhadapan dengan disisi kanan kami langsung mengarah pada kebun teh. Suasana nya indah siang itu.
         
Entah kenapa, dia hanya terdiam dan seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku masih belum bisa menebak hal itu. Aku takut jika aku menebak, tenyata salah. Tentu, aku pun terdiam juga. Bingung. Karna tak biasanya dia seperti ini. Tanganya terlihat gugup. Aku bingung apa yang terjadi. Ku biarkan ia mengatakan dulu. Mungkin dia hanya butuh waktu. Iya mungkin. Setengah jam beralalu tanpa ada percakapan sedikitpun. Akhirnya ia mengatakan juga. Aku melihat tatapan mata yang susah. Hatiku tiba tiba sakit sekali saat ia berkata ; maaf, mungkin kita hanya bisa cukup disini. Apa yang dia katakan? Apa dia sadar mengatakan hal itu? Dan ternyata dia memang serius mengatakan hal itu. Saat aku bertanya kenapa…ia tak menjawab. Sampai pada saat nya aku pergi meninggalkan dia. Meninggalkan dia dengan hati yang masih berceceran di sana. Hatiku terasa remuk saat itu juga. Ingin rasanya aku kehilangan nyawa agar dia tahu aku sakit dan aku hancur.
          Ya, kejadian satu jam itu membuat ku sampai sekarang masih tak menyangka. Mengapa kau tega mengakhiri separuh jiwa ku? Lalu mau di bwa kemana semua kenangan antar kita berdua? Aku bahkan nggak tau harus berbuat apa. Setiap malam air mataku selalu saja menetes untuknya. Apa kah semua nya tak pernah berarti dimatamu hingga kau buang semua ini begitu kejam. Aku tak pernah menyangka. Hanya satu jam saja, kamu berhasil membunuh hati ini. Kamu berhasil membuatku jatuh dan terluka. Kamu begitu hebat. Kamu hancurkan semua harapan dan mimpi yang telah susah payah ku bangun hanya untuk kamu. Hanya satu jam, semua berakhir begitu saja. Hei kamu, ini begitu singkat……

0 comments:

Posting Komentar

 

my little dream! \(´▽`)/ Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang